Akibat Makan Siput Turis Hawai Terkena Komplikasi - Produk Herbal Terbaik
SUBTOTAL :

Obat Kuat Kudus

cacing pita Cacing siput
Akibat Makan Siput Turis Hawai Terkena Komplikasi

Akibat Makan Siput Turis Hawai Terkena Komplikasi

cacing pita Cacing siput
Short Description:

Product Description

Akibat Makan Siput Turis Hawai Terkena Komplikasi

Jangan iseng makan hal yang tidak dijamin kebersihannya karena bisa jadi itu membuat kamu sakit. Seperti yang terjadi pada seorang turis di Hawaii setelah pada Desember 2018 lalu ditantang nekat menelan siput hidup-hidup.

Tanpa disadari oleh sang turis ia terinfeksi dengan larva cacing parasit Angiostrongylus cantonensisatau cacing parasit tikus dari siput yang ia telan. Larva cacing tersebut sebetulnya hidup berkembang di tikus namun kadang bisa juga menginfeksi manusia di mana cacing akan tumbuh dan bisa berakhir di otak menyebabkan komplikasi.

Menurut Dinas Kesehatan Hawaii penyakit angiostrongyliasis karena infeksi Angiostrongylus cantonensis dapat menimbulkan gejala sakit kepala parah, leher kaku, demam ringan, kesemutan atau nyeri dan muntah. Selain itu bisa juga muncul meningitis langka bernama eosinophilic meningitis.

"Pada kasus yang serius pasien bisa mengalami masalah neurologis, nyeri parah dan cacat jangka panjang," kata Dinkes Hawaii seperti dikutip pada Minggu (2/6/2019).

"Penting bagi kami untuk memastikan pengunjung mengetahui tindakan pencegahan yang harus diambil untuk mencegah penyakit infeksi oleh cacing paru tikus yang dapat memiliki efek jangka panjang yang parah," kata Direktur Kesehatan Bruce Anderson.

Selain sang turis disebut sebelumnya ada juga dua orang lain yang terinfeksi Angiostrongylus cantonensis. Menurut investigasi sementara diketahui dua orang lainnya terinfeksi setelah makan sayur salad rumahan dan buah tanpa dicuci terlebih dahulu.

Sakit Perut Selama 10 tahun ini penyebabnya

Seorang wanita di China mengaku sering merasa sakit perut dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. Benar-benar mengejutkan saat dokter mengoperasinya, cacing parasit sepanjang 30 cm dikeluarkan dari ususnya.

"Aku tak memercayai apa yang kulihat. Ususnya memberikan kondisi ideal bagi parasit tersebut untuk bertumbuh, namun tetap mengejutkan untuk melihat kasusnya pada orang," kata Dr Li Juan, yang menangani wanita tersebut, dikutip dari Fox News.

Padahal sudah beberapa kali pula wanita berusia 41 tahun tersebut memeriksakan dirinya ke dokter, akan tetapi cacing tersebut tak pernah terdeteksi. Cacing parasit tersebut adalah Ascaris, yang kerap menginfeksi tubuh manusia, yang dicurigai ia dapatkan karena meminum air yang tidak direbus terlebih dahulu.

Ascaris ditularkan melalui feses dari orang yang terinfeksi, misalnya apabila ia buang air besar (BAB) di tempat terbuka atau feses tersebut digunakan sebagai pupuk. Ascariasis disebabkan oleh menelan telur cacing yang terinfeksi.

Misalnya saat tangan atau jari kita terinfeksi kotoran tak sengaja masuk ke mulut atau mengonsumsi sayur dan buah yang tidak dimasak, dicuci atau dikupas dengan baik, demikian menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC).

Tak semua pasien yang terinfeksi mengalami gejala, namun beberapa mengalami rasa tidak nyaman di perut. Dalam beberapa kasus yang lebih parah, seperti kasus lalu di mana lusinan cacing diambil dari perut anak berusia 4 tahun di Kamerun, parasit ini bisa menyumbat usus dan mengakibatkan keterlambatan pertumbuhan.

Terinfeksi Ratusan Cacing , Bocah ini nyris Meninggal


Seorang anak laki-laki berusia 4 tahun nyaris meninggal akibat terinfeksi ratusan cacing. Tim medis yang dipimpin Dr Valirie Ndip Agbor berhasil melakukan operasi yang menyelamatkan nyawa bocah laki-laki tersebut.

Dikutip dari Daily Mail, cacing yang menginfeksi bocah tersebut berjenis Ascaris sp yang biasa disebut cacing gelang. Cacing masih hidup saat dikeluarkan dari perut bocah yang namanya tidak disebutkan namanya.

"Pasien ini ternyata belum pernah diberi obat atau terapi lain untuk bebas cacing. Inilah yang akhirnya menyebabkan infeksi dan akhirnya merusak usus serta pencernaan pasien. Hal ini menekankan pentingnya terapi bebas cacing," kata Dr Agbor.

Peristiwa ini dilaporkan terjadi di Menchum Division, Kamerun yang terletak di Afrika barat. Bocah tersebut sebelumnya kerap muntah, punya perut yang membesar, dan terus merasa sakit. Dia juga tidak bisa buang air besar selama 6 bulan sebelum dioperasi.

Kota tempat bocah tersebut tinggal merupakan wilayah miskin, terpencil, dan kekurangan akses air bersih. Dengan wilayahnya yang berbukit dan sulit dilalui kendaraan, tenaga kesehatan dan warga setempat sulit mengakses berbagai bantuan.

Kasus ini telah dilaporkan sebelumnya dalam Journal of Medical Case Reports. Dr Agbor mengatakan warga sekitar perlu mendapat terapi teratur bebas cacing 1 atau 2 kali dalam setahun. Warga juga perlu mendapat pengetahuan untuk memisahkan peternakan dan rumah pribadi.

Pemisahan bertujuan menurunkan risiko infeksi cacing melalui air, makanan, atau tangan yang kotor. Warga juga harus belajar menggunakan toilet supaya tidak lagi terinfeksi cacing. Perlakuan lain adalah belajar memasak air dan makanan lain dengan benar, serta cuci tangan dengan sabun dan air mengalir.